oleh

Sumsel Catat Sejarah, Angkat 1000 Petugas Penyuluh Pertanian 

-Sumsel Maju, dibaca 802 x

LAJU SUMSEL, MARTAPURA -- Komitmen Gubernur Sumsel H. Herman Deru dalam memacu peningkatkan produktifitas pangan di Sumsel terus dilakukan. Salahsatunya dibuktikannya dengan mengangkat Petugas Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian (P2EP). 

Tidak tanggung-tanggung, sebanyak 1000 orang tenaga Pendamping Penyuluhan Pertanian dalam waktu dekat akan disebar di 17 Kabupaten/kota di Sumsel.
 
Pengangkatan 1000 orang petugas P2EP
ini, menurut HD sangat dibutuhkan guna memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat Sumsel dari sektor pertanian tanaman pangan. Apalagi Sumsel saat ini masuk dalam  lima besar nasional sebagai daerah penghasil pangan yang membutuhkan keseriusan pemerintah dalam menjaga predikat sebagai lumbung pangan pangan tersebut.
 
"Kita mengangkat P2EP. Karena ini merupakan kebutuhan bagi  daerah. Sumatera Selatan sebagai  provinsi penghasil pangan harus tetap terjaga. Karena itu saya ambil kebijakan untuk mengangkat seribu Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) ini untuk disebar ke wilayah-wilahah pertanian guna memberikan bimbingan kepada petani," kata Herman Deru saat pembukaan pembekalan P2EP/1000 Pendamping Penyuluhan Pertanian yang dipusatkan di Balai Pelatihan Penyuluhan Pertanian Sumsel Desa Peracak Kecamatan Martapura Kabupaten OKU Timur, Sabtu (12/12).
 
Dikatakan Herman Deru, Sumsel telah mencatat sejarah, karena sebelumnya tidak pernah ada satu provinsi pun di Indonesia yang berani mengangkat tenaga pedamping penyuluh pertanian  dalam jumlah yang banyak mencapai 1000 orang. 
 
 
Ini dilakukan, lanjut Herman Deru sebagai wujud komitmen Pemerintah Provinsi Sumsel dalam menggali potensi Sumber Daya Alam (SDA) daerah salah satunya sektor pertanian. Sebab keberadaan alam yang subur, tenaga yang kuat tidaklah cukup sebagai syarat dalam meningkatkan produksi pangan tanpa dibarengi ilmu dan teknologi pertanian yang mumpuni.
 
"Jadi adik-adik, kalian sebagai Petugas Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian atau dulu yang sering kita sebut sebagai PPL. Mulai hari ini hingga lima hari kedepan akan diberikan materi bagaimana cara mengimplementasikan ilmu pertanian yang sudah ada untuk ditransfer kepada petani. Bagaimana cara bertani yang modren sehingga hasil produksi pangan kita terus mengalami kenaikan baik secara kuantitas maupun kualitasnya," imbuhnya.
 
HD berpesan, ilmu yang didapat selama dibangku sekolah atau masa kuliah, akan ditambah dengan pembekalan yang diberikan para tenaga pengajar sehingga nantinya saat sudah terjun di lapangan mampu menjadikan petani yang cerdas terkait dengan teknik bercocok tanam sehingga petani Sumsel ke depan menjadi petani yang bankable dan entrepreneur.
 
"Tadi saya baru saja menerima penghargaan dari Menteri Pertanian RI berupa daerah yang berhasil meningkatkan produktifitas pertanian. Kita masuk dalam kategori lima besar tapi kita belum puas maka itu kita harus genjot untuk masuk ke tiga besar, dan ini tentu ujian berat bagi kita. Yang harus kita kejar," ungkapnya dengan bersemangat.
 
Maka dikesempatan ini, dia mengajak kepada semua penyuluh pertanian untuk fokus terhadap peningkatan produktifitas pertanian, perkebunan, hortikultura dan peternakan.
 
"Teknologi bertambah, manusia bertambah tapi kendala di lapangan pasti ada kendala, seperti sinkronisasi antara program petani, program daerah dan program pemerintah pusat. Maka tugas kalian adalah sinkronisasi. Mensikronkan antara maunya petani, teknologi, pemerintah setempat dan pemerintah provinsi. kita tidak mungkin kerja sendiri-sendiri maka kita harus kerja kolaboratif," terangnya.
 
Lebih lanjut HD menyebut, dirinya terinspirasi untuk mengangkat tenaga pendamping atau PPL ini sejak dirinya di lantik menjadi Gubernur pada awal Oktober 2018 lalu. 
 
Hal itu dilakukannya mengingat renegerasi PPL sangat lambat sementara tuntutan petani begitu tinggi terhadap asupan ilmu pengetahuan dan teknologi  alsintan modern. Bahkan ada diantaranya alsintan selama ini yang tidak termanfaatkan secara optimal.
 
"Ini salah satu kendala kita, Alsintan modern tapi tidak terpakai, pasar yang begitu luas tapi tidak termanfaatkan bahkan Pemprov sumsel bersama Himbara dan Bank Sumsel telah menyiapkan dana 4,4 Triliun tahun ini," tuturnya.
 
Meski begitu, lanjut HD tetap belum maksimal diserap oleh petani. Hal ini terjadi menurut HD karena petani Sumsel butuh pembekalan untuk dapat menjadi petani yang punya jiwa entrepreneur bahkan menjadi petani bankable.
 
"Tanpa bunga, tanpa anggunan pada jenis apapun dan angka tertentu tidak dapat di manfaatkan secara maksimal. Ini juga yang menjadi salah satu tugas kalian. Saya yakin kalian yang ada disini merupakan orang-orang yang terpilih dan cakap untuk dapat menduduki jabatan yang penting dalam peningkatan produktifitas pertania," terangnya. 
 
Gubernur menyebut, profesi petani adalah profesi terhormat. Karena itu dirinya ingin petani di Sumsel menjadi petani yang modern dan produktif. 
 
"Jadikan profesi petani sebagai profesi yang terhormat," tandasnya.
 
Sementara itu, Bupati OKU Timur HM Kholid Mawardi menyambut baik adanya P2EP atau 1000 Pendamping Penyuluhan Pertanian. Dia berharap adanya petugas penyuluh ini dapat berdampak baik terhadap sektor pertanian di Sumsel.
 
Ditempat yang sama Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Provinsi Sumsel, Antoni Alam mengatakan Provinsi Sumsel sangat kekurangan tenaga pendampingan dibidang pertanian baik tenaga Pendamping Penyuluh, Pendamping Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan Pendamping Pengawas Benih Tanaman (PBT). Hal ini disebabkan petugas-petugas banyak pensiun dan ahli tugas menjadi struktural. 
 
"Karena itu sesuai dengan peraturan gubernur, pihaknya melaksanakan rekrutmen petugas pendamping dilapangan yang terdiri dari tenaga penyuluh pertanian, tenaga POPT dan PBT," paparnya. 
 
Dia menyebut dari 1000 orang P2EP yang lulus dibagi lagi sesuai bidang dengan  dirincikan sebanyak 50 orang pendamping PBT terdiri dari 7 orang lulusan SMK dan 43 orang S1. Sementara 150 orang pendamping POPT terdiri dari 32 lulusan SMK dan 118 orang S1. 
 
Kemudian sebanyak 800 orang tenaga pendamping penyuluh pertanian 175 diantaranya lukusan SMK, 11 orang lulusan D4 dan 614 orang lagi tamatan S1.
 
"Mereka ini nantinya akan kita tempatkan di OKU Timur, Banyuasin dan daerah sentra pertanian lainnya di dalam Provinsi Sumatera Selatan," pungkasnya.
 
Editor: Karni
Sertifikat
Sertifikat kampung English
Piagam 3

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar

0 comments